About

Translate

Social Media

Popular Gallery

Kepemimpinan Dalam Sebuah Organisasi

Posting Komentar

 

Credit: https://primestrategies.co.nz/are-you-a-natural-born-leader-test-your-leadership-talents/

Kepemimpinan Dalam Sebuah Organisasi

Tohap Simangunsong

Abstrak

Dalam sebuah organisasi, pemimpin dan kepemimpinan merupakan dua hal yang sangat fundamental dalam tercapainya tujuan organisasi. Kepemimpinan merupakan sifat kolektif yang dimiliki seseorang yang yang memiliki dampak yang sangat besar terhadap suatu kepentingan kelompok, organisasi, dan atau perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin diharapkan mengenal seluruh unsur yang terlibat dalam struktur organisasi agar menumbuhkan komunikasi, kerjasama, dan interaksi yang baik. Kepemimpinan berupaya untuk selalu menggunakan pendekatan terbaik untuk pemecahan berbagai masalah yang timbul di badan sebuah organisasi. Kepemimpinan dapat dikembangkan seiring dengan pengalaman dan waktu. Gaya kepemimpinan menjadi sebuah unsur yang sangat penting dalam manajemen. Gaya kepemimpinan pada perusahaan dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan lingkungan perusahaan dan organisasi. Setiap gaya kepemimpinan tertentu bisa digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan organisasi. Oleh karena itu para pemimpin diharapkan mengenal baik seluruh bagian organisasi terutama bagian strategis dan teknis pada perusahaan. Sumber daya manusia yang bermutu akan dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja organisasi. Pemimpin harus dapat mempengaruhi persepsi bawahan serta memberikan motivasi kepada seluruh karyawan mengenai deskripsi pekerjaan mereka. Peran dari seorang pemimpin yang andal akan sangat diperlukan karena harus mengarahkan dan membawa organisasi untuk mencapai tujuan suatu organisasi.

Kata kunci: Kepemimpinan, pemimpin, organisasi, pendekatan, motivasi


PENDAHULUAN

Dalam sebuah organisasi, pemimpin dan kepemimpinan merupakan dua hal yang sangat fundamental dalam tercapainya tujuan organisasi. Di dalam sebuah organisasi terdapat pemimpin, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta tujuan organisasi yang harus dicapai demi kepentingan bersama.

Tanggung jawab yang sangat besar diemban oleh seorang pemimpin. Pemimpin diharapkan mengenal seluruh anggota yang terlibat dalam struktur organisasi agar menumbuhkan komunikasi, kerjasama, dan interaksi yang baik (Raharjo, dkk., 2006). Pemimpin adalah individu yang mendorong setiap kelompok dalam organisasi untuk mengerjakan tugas dan fungsi tertentu demi mencapai tujuan-tujuan yang ditentukan. Pemimpin memiliki kemampuan dan kewenangan untuk menunjuk dan mengatur seluruh unsur yang terlibat di dalam organisasi (Hajar, dkk. 2018). Pemimpin harus bisa mengelola bawahannya yang mana gaya kepemimpinan harus disesuaikan supaya dapat mempengaruhi pikiran, perasaanm sikap, karakter, dan semangat para bawahan agar dapat bekerja selalu maksimal untuk mencapai tujuan organsasi (Tampi, 2014).

Kepemimpinan merupakan sifat kolektif yang dimiliki seseorang yang yang memiliki dampak yang sangat besar terhadap suatu kepentingan kelompok, organisasi, dan atau perusahaan. Kepemimpinan merupakan penerapan sifat yang dapat mendorong setiap komponen dalam kelompok datau organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Kepemimpinan meliputi berbagai proses yang mempengaruhi tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi interpretasi dan persepsi pegawai, menjaga hubungan dan interaksi setiap tim kerja, memberikan dukungan dan menemukan kerja sama dari kelompok di luar organisasi (Salutondok & Soegoto, 2015).

Komitmen dan dedikasi yang tinggi menjadi bahan bakar yang harus dimiliki seorang pemimpin baik dalam perusahaan, bisnis, atau organisasi untuk membawa organisasi mendatangkan berkah bagi setiap orang dalam kelompok, komunitas, korporasi, pemerintah, bahkan global. Karakter yang paling mendasar yang membedakan seorang pemimpin dengan yang bukan pemimpin adalah melekatnya karakter pengetahuan yang relevan, integritas dan kejujuran, hasrat, percaya diri, ambisi, penyesuaian diri, dan cerdas dalam social dan emosi (Yudiaatmaja, 2013).

Dalam pendidikan karakter yang ditetapkan oleh Kemendiknas, kepemimpinan meliputi, nilai religious, kejujuran, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Apabila seorang pemimpin dapat mengkombinasikan seluruh karakter tersebut maka seorang pemimpin akan menjadi seorang pemimpin yang lengkap untuk dapat menghadapi berbagai konflik internal, konflik eksternal, dan memudahkan untuk membnatu dalam pemecahan masalah yang dihadapi (Mulyono, 2018). Tinjauan ini bertujuan untuk membahas tentang peran pemimpin, kepemimpinan, pendekatan kepemimpinan, serta gaya kepemimpinan dalam pengembangan organisasi. Dalam tinjauan ini juga dibahas mengenai peran pemimpin dalam meningkatkan motivasi dan kinerja para bawahan, pegawai atau karyawan.

PEMBAHASAN

Konsep Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan sebuah rangkaian proses dalam menyelesaikan segala tugas dan tanggung jawab dalam organisasi. Sebagai rangkaian proses maka pemimpin berperan dalam memberikan petunjuk dan arahan. Kepemimpinan termasuk dalam sifat atau perilaku individu manusia yang berpusat pada kemaampuan untuk mengatur dan menangani manusia agar segala sesuatunya lebih teratur demi tercapainya suatu tujuan. Pemimpin senantiasa diharapkan dapat menjelaskan sesuatu yang abstrak menjadi lebih jelas, menentukan arah jalan, menentukan keputusan terbaik, memilih prioritas, menjadi teladan, mematuhi segala peraturan yang sudah ditetapkan serta siap menanggung resiko atas segala keputusan. Perilaku kepemimpinan sangat mempengaruhi karyawan atau pegawai untuk mengerjakan segala sesuatu menjadi lebih maksimal dan sesuai dengan yang diinginkan. Oleh karena itu pemimpin harus senantiasa dapat memberikan pengaruh positif di lingkungan kerja sehingga karyawan dan pegawai dapat memberikan kemampuan terbaiknya (Makkaratte, 2017).

Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai sebuah karakter yang dapat memahami tanggung jawab, tuntutan kelompok, membina bawahan, mengekspolarasi kapasitas setiap orang dalam organisasi untuk menghasilkan prestasi dan tujuan bersama (Mulyono, 2018). Kepemimpinan mengarahkan sumber daya manusia yaitu mendorong para karyawan untuk lebih meningkatkan kinerja dalam melaksanakan segala tugas pokok dan fungsi yang diberikan oleh pemimpin. Kepemimpinan diharapkan dapat senantiasa dengan komprehensif mengarahkan, mengawasi, serta mempengaruhi orang lain dalam mengerjakan tugas msing-masing elemen sesuai dengan perintah dan rencana. Kepemimpinan merupakan salah satu disiplin ilmu yang selalu berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan sumber daya manusia (Salutondok & Soegoto, 2015).

Pemimpin dituntut untuk selalu mengikuti dinamika yang terjadi di perusahaan atau organisasi serta diharapkan dapat menjadi pembicara yang andal, negosiator yang baik dengan pihak luar, informative, kreatif dengan ide-ide fresh, sehingga pemimpin dapat dengan mudah membawa perusahaan atau organisasi mencapai tujuannya. Visi yang sudah ditentukan akan dapat dicapai apabila semua komponen terlibat untuk saling bekerja sama dengan penuh semangat kerbersamaan. Pemimpin sebagai pelatih diharapkan dapat mengembangkan organisasi, sehingga pemimin harus mampu membina, membimbibg, memberdayakan sumber daya yang ada sesuai dengan tupoksi, lalu memberikan arah yang tepat untuk para karyawan untuk dapat menempuh tujuan yang sudah ditetapkan bersama (Daswati, 2012).

Kepemimpinan dalam institusi pendidikan perguruan tinggi sejatinya memiliki sedikit perbedaan dengan sebuah korporasi. Dalam institusi pendidikan diharapkan seorang pemimpin bisa menjadi panutan atau contoh kepada para bawahan. Apabila dalam organisasi setiap tupoksi sudah dilakukan dengan baik, maka mutu kinerja setiap komponen dalam organisasi akan meningkat. Kepemimpinan berbasis karakter dapat diterapkan di dalam mengelola perguruan tinggi untuk mencapai visi dan misi perguruan tinggi (Mulyono, 2018).

Kepemimpinan dalam organisasi

Dimensi hidup manusia tidak akan pernah lepas dari organisasi. Bahkan keluarga harus membutuhkan pemimpin yang dapat membawa keluarga ke arah yang lebih baik dan kesuksesan bersama. Begitu juga dalam organisasi kemasyarakatan, dunia pekerjaan, pemerintahan, dll. Dalam setiap organisasi, interaksi antar bagian dan pengelolaan yang baik menjadi unit yang terpenting demi mencapai tujuan yang sudah ditetapkan bersama (Tampi, 2014).

Organisasi merupakan kerangka hubungan yang terstruktur yang memiliki pembagian kerja, tanggung jawab, wewenang, dalam menjalankan fungsi tertentu. Setiap komponen organisasi mengharapkan sumber daya manusia yang andal yang dapat menjalankan peran masing-masing demi tercapainya tujuan organisasi. Produktivitas organisasi tidak terlepas dari kualitas kinerja, motivasi, dan kepemimpinan yang dimiliki pegawai. Seorang pemimpin harus cekatan, mampu mempengaruhi persepsi oranglain atau bawahan, aktif membuat rencana-rencana, melakukan koordinasi, melakukan percobaan, serta memimpin segala pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi (Bahrum & Sinaga, 2015).

Proses dalam organisasi berperan serta untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Bawahan atau pegawai yang sudah terbiasa menerima tanggung jawab dan bekerja dengan penuh kepercayaan diri akan bekerja dengan baik sesuai dengan tupoksi yang diberikan oleh pemimpin akan dapat mengembangkan dirinya menjadi lebih baik lagi. Dalam hal ini pemimpin harus memuji dengan tulus para pegawai serta memberikan feedback positif atas prestasi maupun kekurangan yang dimiliki pegawai (Daswati, 2012).

Seorang pemimpin adalah sosok yang memiliki visi, misi, etika, integritas, karakter positif, penuh percaya diri, komunikatif, lugas, mampu menyatakan ide/gagasan dengan cara yang sederhana, serta dapat mendorong seseorang untuk dapat berkomunikasi dengan mudah kepada orang lain. Kepemimpinan yang baik dalam organisasi akan mencipatakan suasana yang sehat karena pemimpin sebagai pusat harus dapat menciptakan lingkungan yang ideal bagi setiap individu dalam organisasi (Suherman, 2019).

Sosok pemimpin dengan kharisma yang dimiliki dapat mengendalikan segala situasi dan keadaan baik dalam situasi genting sekalipun. Seorang pemimpin harus memiliki tingkat emosi yang stabil, tenang dalam menentukan suatu keputusan, serta berbicara dengan tegas agar setiap bawahan tidak merasa ragu serta memberikan perhatian lebih dalam melakukan segala tugas dan fungsi mereka. Dalam mencapai tujuan organisasi, pemimpin merupakan hal yang terpenting dalam mengendalikan segala kebijakan. Pemimpin harus mampu mengelola sumber daya manusia yang tersedia dengan metode dan pendekatan kepemimpinan yang sesuai demi tercapainya tujuan organisasi yang sudah ditetapkan (Salutondok & Soegoto, 2015).

Seorang pemimpin diharapkan senantiasa agar selalu konsisten dan focus untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan atau organisasi. Integritas menjadi hal yang sangat esensial yang harus melekat di dalam diri seorang pemimpin. Di samping itu pemimpin harus senantiasa tersedia untuk memotivasi, bertanggungjawab, menjelaskan segala hal dengan sangat detail, agar setiap tugas dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang sudah ditentukan (Gede & Piartini, 2018).

Kepemimpinan ialah sebuah upaya untuk memberikan koordinasi dan komunikasi dalam organisasi yang bertujuan untuk mempengaruhi orang untuk bertindak yang disertai dengan motivasi untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan yang baik diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada seluruh bawahan agar mereka dapat mengerjakan segala tugas dan fungsi dengan sebaik-baiknya (Wijayanti, 2012).

Pendekatan Kepemimpinan

Kepemimpinan berupaya untuk selalu menggunakan pendekatan terbaik untuk pemecahan berbagai masalah yang timbul di badan sebuah organisasi. Seorang pemimpin harus bisa memberikan pengaruh kepada segenap bawahan agar mereka tetap bekerja dengan senang hati untuk mencapa tujuan yang sudah ditetapkan organisasi (Inaray, dkk. 2016). Kepemimpinan dapat dikembangkan seiring dengan pengalaman dan waktu. Kepemimpinan merupakan sebuah proses berkelanjutan yang mana setelah mencapai sebuah tujuan maka harus menyelesaikan tujuan baru yang memiliki standar dan tanggung jawab yang lebih besar.  Gaya kepemimpinan yang dianut oleh seorang pemimpin dapat disesuaikan dengan kondisi lingkungan organisasi karena setiap pendekatan atau pemilihan gaya kepemimpinan akan sangat berpengaruh terhadap kinerja dan produktivitas organisasi (Suherman, 2019).

Dalam Suherman, ada empat jenis pendekatan kepemimpinan, anatara lain:

  • Pendekatan Sifat. Pendekatan sifat meruapakan pendekatan yang umumnya menggambarkan pengakuan umum dimana sikap individu berdasarkan kepada bentuk kepribadian dan karakter. Pemimpin yang memiliki kepribadian yang ramah, memiliki popularitas, asli, adaptif, ambisius, tekun, serta mampu berkomunikasi. Karakter lain yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah pendidikan umum yang luas, kemampuan mengembangkan keterampilan, kematangan mental dan emosi, kreatif dan inovatif, komunikatif, rasional dan objektif, sederhana, dan berani mengambil keputusan dengan adil dan penuh pertimbangan.
  • Pendekatan Perilaku. Pendekatan perilaku dapat dilihat dari cara seorang pemimpin memberikan pengaruh terhadap seluruh karyawannya. Umumnya pendekatan ini berorientasi pada tugas dan hubungan dengan sesama karyawan. Pendekatan ini memiliki empat system: (1) Exploitative authoritative, yaitu system yang tidak memberikan kepercayaan kepada bawahan; (2) Benevolent authoritative, yaitu system dengan komunikasi yang sangat terbatas; (3) Consultative, yaitu system dengan mendasarkan komunikasi sebagai hal yang sangat penting, tetapi untuk pengambilan keputusan penting tetap berada di tangan pemimpin organisasi; (4) Partisipative, system ini menganut pemberian kepercayaan penuh kepada seluruh bawahan. Dengan adanya komunikasi yang sangat terbuka, maka seluruh interaksi akan sangat lancer sehingga lingkungan kerja tampak lebih bersemangat, sehat, dan segar.
  • Pendekatan Karismatik. Pendekatan ini menjadi salah satu pendekatan tertua yang sudah dipakai sejak zaman Yunani kuno. Yang menjadi ciri khas dari system kepemimpinan ini antara lain adalah percaya diri serta percaya kepada seluruh pengikut, pengaharapan yang tinggi kepada seluruh pengikut, mempunyai visi ideologis, setiap lini mempunyai visi yang sama dalam organisasi, menuntut loyalitas dan kpercayaan penuh kepada pemimpin, memiliki kemampuan debat, bertarung, persuasif yang memberikan pengaruh kepada seluruh pengikut atau bawahan.
  • Pendekatan Transformasional. Pendekatan ini memiliki karakteristik yang melakukan perubahan pada organisasi yang meliputi system nilai, kepercayaan, serta kebutuhan lainnya. Pendekatan ini berupaya untuk selalu memperbaiki kekurangan demi kekurangan sehingga selalu menemukan pembaharuan dan perbaikan system. Pada umumnya transformasi meliputi proses rekrutmen karyawan, seleksi, promosi, pelatihan dan pengembangan, jaminan kesehatan, serta efektivitas kinerja organisasi (Suherman, 2019).

Gaya-gaya kepemimpinan

Gaya kepemimpinan menjadi sebuah unsur yang sangat penting dalam manajemen. Berbagai masalah dan kendala yang dihadapi oleh perusahaan tidak lepas dari peran vital dari seorang pemimpin. Banyak perusahaan yang memiliki gaya kepemimpinan sangat berorientasi pada hasil dan tugas. Namun dalam banyak kasus, gaya kepemimpinan tersebut cenderung menurunkan kualitas kinerja karyawan yang dapat dilihat dari indikator kualitas hasil kerja dan tingkat kehadiran kerja mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Tentu hal itu bisa berdampak buruk pada produktivitas perusahaan.

Gaya kepemimpinan pada perusahaan dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan lingkungan perusahaan dan organisasi. Setiap gaya kepemimpinan bisa digunakan sesuai dengan kondisi tertentu. Oleh karena itu para pemimpin diharapkan mengenal baik seluruh bagian organisasi terutama bagian strategis dan teknis pada perusahaan. Gaya kepemimpinan yang memberi kepercayaan dan mengambil keputusan bersama berdasar pada hasil diskusi dan perundingan dengan bawahan akan meberikan keleluasaan kepada seluruh karyawan untuk dapat menentukan tujuan karena terlibat dalam pemecahan masalah dalam internal perusahaan. Oleh sebab itu karyawan tidak akan merasa tertekan dan memiliki semangat untuk bekerja serta memiliki antusias tinggi untuk menyelesaikan tupoksi dengan sangat baik (Ambarwati, 2015).

Dalam sebuah penelitian yang diadakan pada sebuah departemen pada lembaga pemerintah oleh Raharjo (2006) disebutkan ada beberapa gaya kepemimpinan yaitu gaya partisipatif, gaya orientasi prestasi, gaya direktif, gaya supportif, dan gaya pengasuh sangat berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja, komitmen organisasi, dan kinerja para karyawan. Gaya kepemimpinan pengasuh ditemukan di Depag Kendal dan Semarang yang mungkin karena ajaran agama yang masih kental yang mana pemimpin dianggap sebagai guru dan pembimbing, pengarah, dan membantu dalam pemecahan masalah (Raharjo, dkk., 2006).

Sebuah gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang pemimpin dalam perusahaan akan sangat mempengaruhi suasana, kondisi, serta motivasi dari para pegawai atau bawahan dalam organisasi. Dengan begitu tujuan organisasi akan mudah dicapai ketika semua orang sudah melakukan tugas dengan baik karena pemimpin memiliki sikap tegas, komunikasi, serta memberikan pengarahan terhadap para bawahan. Pemimpin yang memberikan perhatian dan motivasi yang tinggi kepada para bawahan akan meningkatkan kinerja para bawahan (Rohaeni, 2016).

Umumnya gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan memberi kewenangan yang luas kepada karyawan sudah diterapkan yang mana pemimpin berperan dalam mengarahkan dan memberikan batas waktu pengerjaan tugas, mengorganisasikan, serta mengendalikan semua pegawai (Makkaratte, 2017). Kombinasi antara gaya kepemimpinan dengan perilaku bawahan dalam perusahaan dengan. Dalam era globalisasi, lingkungan kerja membutuhkan komunikasi yang baik dalam setiap lini perusahaan untuk membantu pemecahan masalah strategis maupun teknis dalam perusahaan (Daswati, 2012). Pemimpin harus mampu menyesuaikan gaya kepemimpinannya sesuai dengan tuntutan dan keunikan lingkungan kerja. Mereka diharapkan mampu melakukan pendekatan yang terbaik. Pendekatan kekeluargaan adalah alternatif pendekatan yang lebih tepat di dalam perguruan tinggi sebab dengan pendekatan ini setiap komponen dalam organisasi akan menganggap setiap atasan menjadi pengasuh, pengayom, serta pemberi motivasi sementara para sesame bawahan lainnya akan menganggap seperti bersaudara (Mulyono, 2018).

 

Sumber Daya Manusia dan Kinerja

Di masa globalisasi, terbukanya akses dengan berbagai negara dan korporasi membuat banyak perubahan yang terjadi dalam perekonomian yang mendorong pengembangan organisasi dan sumber daya manusia. Organisasi diharapkan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan pasar dan zaman. Sumber daya manusia yang bermutu akan dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja organisasi. Peran dari seorang pemimpin yang andal akan sangat diperlukan karena harus mengarahkan dan membawa organisasi untuk mendapatkan keuntungan.

Pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu hal yang penting yang diharapkan dapat berkelanjutan untuk peningkatan kualitas dan kinerja pegawai untuk sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan global. Program itu harus menjadi salah satu program prioritas yang harus dikonsep oleh pemimpin dalam perusahaan karena ketika kualitas sumber daya manusia di dalam tubuh organisasi sudah baik tentu akan dapat memudahkan pemimpin organisasi untuk mengarahkan para pegawai untuk bekerja lebih maksimal (Rohaeni, 2016).

Sebuah laporan penelitian membahas tentang perbedaan antara kinerja karyawan yang memiliki perbedaan kualitas SDM, jam kerja, absensi karyawan, ekonomi, jumlah penduduk, adat istiadat, dan social masyarakat. Ditemukan bahwa kepuasan kerja dipengaruhi oleh gaya partisipatif dan orientasi prestasi. Penulis juga menambahkan bahwa gaya direktif, gaya supportif, gaya pengasuh dari pemimpin berpengaruh pada kepuasan kerja, komitmen berorganisasi serta kinerja para karyawan di lingkungan kerja (Raharjo, dkk., 2006). Sumber daya manusia menjadi asset terpenting di dalam sebuah organisasi. Sumber daya manusia berperan sebagai pelaksana kebijakan dan segala kegiatan operasional di dalam tubuh organisasi. Organisasi merupakan sebuah entitas sosial yang terdiri dari unit-unit yang memiliki interaksi dan terkoordinasi secara disengaja dengan penuh kesadaran demi mencapai tujuan organisasi. Setiap individu di dalam tubuh organisasi dapat mempengaruhi kinerja tim yang akhirnya mempengaruhi kinerja dan produktivitas organisasi atau perusahaan. Oleh karena itu penilaian terhadap kinerja karyawan dapat dievaluasi dengan ketercapaian kerja sesuai dengan job desc yang sudah diberikan organisasi (Zarvedi, dkk., 2016). Oleh karena itu karyawan dituntut untuk selalu menampilkan kinerja terbaik demi tercapainya tujuan yang sudah ditetapkan organisasi. Ada beberapa hal yang dapat menurunkan kinerja karyawan seperti menurunnya motivasi kerja karyawan, kurang disiplin, lingkungan kerja tidak nyaman, serta rekan kerja yang buruk. Oleh karena itu pemimpin diharpkan dapat membantu memecahkan masalah serta menemukan akar dari berbagai masalah yang dihadapi oleh para karyawan (Tampi, 2014).

Sumber daya manusia menjadi factor yang sangat penting dalam organisasi. Dalam organisasi atau perusahaan besar, sumber daya manusia menjadi unsur yang paling menentukan dalam pengembangan perusahaan. Setiap orang yang memiliki kinerja dan tanggung jawab yang baik akan membawa perusahaan untuk mewujudkan tujuan yang sudah ditetapkan bersama. Oleh karena itu pemimpin harus senantiasa memberikan dukungan dan simpati kepada semua bawahan agar setiap unsur dapat bekerja secara maksimum (Inaray, dkk. 2016).  Pengelolaan sumber daya manusia di dalam perusahaan tidaklah perkara mudah. Semua komponen dalam organisasi seperti pimpinan, karyawan, dan sistem merupakan kesatuan yang harus berpadu demi tercapainya kepuasan dalam bekerja. Kepuasan kerja dapat dilihat dengan tingkat kedisiplinan kerja pegawai, kepatuhan pada peraturan, datang dan pulang kurang sesuai denga waktu yang ditentukan, serta insentif yang kurang adil.  Pemimpin yang memberikan ruang dan waktu untuk para bawahan untuk bertanya tentang permasalahan yang dihadapi dapat berdampak baik pada kepuasan kerja karyawan karena dapat memicu meningkatnya kinerja (Gani, dkk., 2017).

Kinerja merupakan keseluruhan proses yang terjadi di dalam organisasi atau perusahaan yang dimulai dari proses rekrutmen, seleksi, penempatan kerja, pelatihan awal, hingga proses kerja. Kinerja setiap karyawan merupakan bagian dari upaya pengembangan sumber daya manusia. Setiap individu atau kelompok yang bekerja di dalam organisasi secarastrtegis dan teknis bersatu padu serta berkolaborasi meningkatkan produktivitas dan kinerja demi ketercapaian misi dan tujuan organisasi (Rego, dkk., 2017). Memaksimalkan kinerja karyawan menjadi salah satu asset penting perusahaan. Perusahaan yang efektif dalam mengelola karyawan akan menguntungkan perusahaan. Perputaran karyawan akan menghambat produktivitas perusaaan karena tidak fokus meningkatkan kualitas sumber daya yang sudah ada. Menambah karyawan baru atau menggantikan karyawan lama yang sudah keluar tentu akan menambah biaya dan waktu untuk memberikan pelatihan kepada karyawan baru (Ambarwati, 2015).

Motivasi

Beberapa teori seperti yang dikemukakan oleh Abraham H. Maslow dalam hierarchy of needs, teori factor Frederick Herzberg, ERG Clayton Alderfer, teori kebutuhan David McClelland, serta teori harapan Vroom, menjelaskan bahwa motivasi menjadi factor mendasar yang dapat mendorong seseorang untuk menggerakkan dan mengarahkan dirinya untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Namun dalam hal ini pemimpin diharapkan dapat dengan jeli memperhatikan akan segala kebutuhan segala pegawainya yang mendorong para pegawai selalu mendapatkan motivasi yang maksimal sehingga selalu memiliki semangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh pemimpin. Kebutuhan ynag dibutuhkan bawahan bisa dapat berupa penghargaan, jaminan keselamatan kerja, kebutuhan sosial, kemampuan, keahlian, pengetahuan, dan lainnya. Setiap pegawai tentu memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Hal ini menyebabkan produktivitas mereka berbeda-beda. Kinerja pegawai dapat diukur dengan kemampuan, disiplin, dan kreativitas yang dimiliki setiap individu dalam organisasi. Kombinasi antara kemampuan, usaha, dan kesempatan yang diperoleh oleh setiap karyawan dapat digunakan oleh setiap orang untuk membuktikan diri selama periode waktu tertentu. Oleh karena itu pemimpin juga perlu memberikan kesempatan, perhatian, serta kepercayaan kepada setiap karyawan untuk mengembangkan dan membuktikan diri mereka bahwa mereka bisa berkembang dan melakukan yang terbaik (Rohaeni, 2016).

Pemimpin harus dapat mempengaruhi persepsi bawahan serta memberikan motivasi kepada seluruh karyawan mengenai deskripsi pekerjaan mereka. Pemimpin juga harus mengenal seluruh struktur organisasi dan karyawan dengan baik sehingga berbagai pendekatan dapat dilakukan untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi oleh bawahannya (Raharjo, dkk., 2006). Motivasi mendorong setiap orang untuk bertindak atau bergerak dalam melakukan suatu kewajiban yang dilakukan dengan keadaan sadar, tidak terpaksa serta penuh dengan perhatian. Ketika motivasi sudah muncul dalam diri, maka setiap orang yang melakukan suatu tugas akan bekerja dengan rasa bahagia, puas, efektif, serta efisien. Dengan adanya komunikasi, dukungan, kerjasama, serta peran serta dari seluruh elemen dalam badan organisasi, motivasi dalam setiap karyawan juga akan dapat ditingkatkan karena melihat keseluruhan unsur dalam organisasi bekerja sebagai tim kerja yang solid (Inaray, dkk. 2016).

Motivasi adalah sesuatu hal yang sangat penting yang mendorong karyawan dapat mengerjakan sesuatu dengan penuh dedikasi dan bersemangat. Motivasi menjadi elemen yang krusial untuk mencapai sebuah tujuan di dalam organisasi. Setelah tujuan bersama sudah dicapai maka akan mengurangi ketegangan sebaliknya akan meningkatkan kepuasan atas kinerja kelompok dan anggota dalam organisasi (Makkaratte, 2017). Motivasi serta kinerja pegawai juga dipengaruhi oleh hubungan dengan setiap atasan, rekan kerja, lingkungan kerja, kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, serta tunjangan yang diberikan perusahaan. Motivasi kerja mendorong seorang keryawan untuk bekerja lebih maksimal bisa timbul dari diri sendiri dan atau rangsangan dari lingkungan kerja atau dari atasan. Teori yang dikemukakan Morrison menyatakan bahwa motivasi sebagai sebuah sifat untuk melibatkan diri secara penuh dalam kegiatan yang apabila sudah mengarah pada sasaran atau target akan dilakukan dengan sebaik-baiknya (Wijayanti, 2012).

Penelitian Terkini

Tingkatan kepuasan kerja, komitmen organisasi, dan kinerja karyawan tidak pernah terlepas dari peran utama kepemimpinan yang dimainkan oleh atasannya. Oleh karena itu seorang pemimpin harus senantiasa bisa merangsang terciptanya kepuasan kerja, komitmen organisasi, dan kinerja karyawan dengan memilih gaya kepemimpinan yang tepat menyesuaikan dengan kebutuhan di dalam lingkungan kerja. Hasil penelitian menyarankan agar dalam manajemen selalu memperhatikan semua variabel ini sebagai acuan dalam mengembangkan kebijakan demi tercapainya tujuan perusaaan (Raharjo, dkk., 2006).

Penelitian yang diadakan oleh Hajar (2018) menyatakan bahwa perilaku kepemimpinan, kepercayaan, human relations, kinerja organisasi berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kinerja organisasi pada salah satu lembaga pemerintah.

Hasil penelitian menyatakan bahwa budaya organisasi dan kompetensi yang dimiliki seorang pemimpin perlu untuk selalu ditingkatkan untuk lebih baik lagi sehingga dapat baik dapat mempengaruhi lingkungan organisasi serta dapat memberikan beban kerja kepada pegawai sesuai dengan kemampuan mereka dalam mencapai tujuan yang ditetapkan organisasi (Zarvedi, dkk., 2016).

Berdasarkan hasil penelitian, kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai di Kantor Sekretariat Kota Sorong (Salutondok & Soegoto, 2015). Hasil yang sama diperoleh, kepemimpinan bepengaruh positif dan signifikan terhadadap motivasi kerja yang ditandai dengan karakter kepemimpinan yang semakin baik, maka motivasi kerja juga semakin meningkat. Motivasi berpengaruh positif serta signifikan terhadap kinerja karyawan yang mana ketika motivasi kerja meingkat maka hasil kinerja karyawan semakin meningkat. Kepemimpinan juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, yang mana semakin baik sifat kepemimpinan maka kinerja karyawan dapat ditingkatkan. Oleh karena itu pemimpin yang baik diharapkan dapat selalu mengembangkan jiwa kepemimpinannya agar semakin dengan berkembangnya suatu organisasi yang disertai dengan kompleksnya lingkungan kerja, maka seorang pemimpin terdorong agar selalu mempelajari dan melakukan pendekatan yang terbaik terhadap semua bawahannya agar dapat tetap melakukan koordinasi yang baik dalam mengemban setiap tugas dan tanggung jawab yang sudah diberikan (Rego, dkk., 2017). Tidak berbeda dengan hasil yang di dapatkan Gede & Piartini (2018) di BPR se-kecamatan Sukawati Gianyar, Bali, kepemimpinan dan motivasi juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Tidak jauh berbeda, dalam industri perbankan, motivasi kerja yang diberikan oleh pimpinan terhadap karyawan dapat memberikan pengaruh yang kuat serta dapat mempererat hubungan antara atasan dengan bawahan yang dapat memicu produktivitas setiap pegawai. Kepemimpinan dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di PT. Amanah Finance Manado (Inaray, dkk. 2016). Hasil penelitian menyatakan bahwa kepemimpinan dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan di PT. Daya Anugerah Semesta Semarang. Oleh karena itu hasil ini menyarankan agar perusahaan harus secara optimal mengelola perusahaan dengan meningkatkan pola kepemimpinan dan motivasi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan (Wijayanti, 2012). Dalam penelitian yang diadakan Bahrum & Sinaga (2015), didapatkan hasil bahwa gaya kepemimpinan dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai dengan nilai t hitung berturut-turut 2,049 dan 4,116. Begitu juga dengan hubungan antara gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja pegawai juga berpengaruh signifikan dengan F hitung sebesar 16,762. 

Sebuah penelitian dilakukan pada perusahaan non profit perpustakaan yang sedang menghadapi masalah dalam mengelola perpustakaan. Pustakawan kerap mangkir dari jam kerja yang sudah ditentukan, kurangnya komunikasi dan menawarkan bantuan kepada pengunjung, dll. Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia dan kompetensi yang dimiliki pustakawan tersebut. Oleh karena itu perusahaan melalui pemimpin perlu mengadakan pelatihan-pelatihan agar pustakawan tersebut menjadi lebih kompeten dalam mengerjakan tugasnya. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa gaya kepemimpinan hanya berkontribusi sekitar 11,8% terhadap kinerja pegawai di perguruan tinggi negeri di Surabaya. Ternyata sekitar 88,2% variabel lain seperti tingkat pendidikan, kedisiplinan, pelatihan, tingkat kehadiran pegawai, dan motivasi kerja memegang pengaruh besar terhadap kinerja pustakawan (Ambarwati, 2015).

Menurut Rosyidi (2014), gaya kepemimpinan demokratis sudah diterapkan di perguruan tinggi negeri di Surabaya yang mana gaya kepemimpinan ini memberikan keleluasaan kepada para pegawai untuk bekerja tanpa di bawah tekanan. Kepemimpinan ini menyediakan ruang untuk para pegawai untuk memberikan ide, kritik, dan saran kepada pemimpin karena pemimpin menganggap bahwa setiap bawahan adalah rekan kerja.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di PT. Utama Duta Harapan disarankan bahwa pemimpin perusahaan agar meningkatkan karakter kepemimpinannya serta memperbaiki sistem kerja agar para karyawan terhindar dari stress selama bekerja dan tetap merasa puas dengan segala yang didapatkan di perusahaan (Gani, dkk 2017). Hal ini didukung oleh penemuan Tampi (2014), menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dan motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan sebesar 63,7%. Adapun factor lain yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah suasana lingkungan kerja, tempat kerja, serta pendidikan.

Penemuan Ambarwati (2015) menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan partisipative sangat diinginkan oleh karyawan yang mana karyawan ingin selalu terlibat dalam penentuan segala keputusan dalam kegiatan. Dalam hal ini karyawan ingin pemimpinnya mempertimbangkan ide, pedapat, serta gagasan dari bawahannya. Sebuah perusahaan yang memiliki karyawan di divisi pemasaran mengharapkan pemimpin tidak hanya memberikan penghargaan kepada karyawan, tetapi juga bersedia membina hubungan yang baik dengan karyawan. Namun hasil yang berbeda didapatkan pada bagian produksi, pembelian, persediaan, personalia, dan keuangan perusahaan. Para karyawan menginginkan sosok pemimpin yang consultative, yang mana seorang pemimpin diharapkan dapat menerima saran dari bawahan, memberikan umpan balik atas prestasi, komunikasi dua arah yang baik, serta membiarkan keputusan-keputusan khusus untuk dieksekusi oleh bawahan.

Sebuah penelitian yang diadakan oleh Makkaratte (2017) di dalam sebuah lembaga pemerintah menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja pada kinerja karyawan mereka di instansi pemerintah tersebut. Ditemukan fakta bahwa pegawai masih memiliki pemahaman yang rendah akan tupoksi yang sudah ditentukan. Sehingga pemimpin harus lebih berperan aktif lagi meningkatkan kompetensinya dalam mengarahkan semua pegawai sesuai dengan tugas dan fungsinya. Indikator yang menjadi tolak ukur terhadap kompetensi kepemimpinan menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan menempati posisi teratas dengan skor 70,59 dengan kategori sangat baik diikuti dengan perilaku mempengaruhi orang lain dan perilaku seni mempengaruhi manusia berturut-turut dengan nilai 66,66 dan 58,82. Berdasarkan hasil, dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan, perilaku memperngaruhi orang lain dan perilaku seni mempengaruhi manusia dapat memotivasi para pegawai menjadi lebih berprestasi, efektif dan efisien dalam bekerja, serta memiliki kinerjayang lebih baik.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pemimpin adalah individu yang mendorong setiap kelompok dalam organisasi untuk mengerjakan tugas dan fungsi tertentu demi mencapai tujuan-tujuan yang ditentukan.

Kepemimpinan merupakan sifat kolektif yang dimiliki seseorang yang yang memiliki dampak yang sangat besar terhadap suatu kepentingan kelompok, organisasi, dan atau perusahaan. Kepemimpinan meliputi berbagai proses yang mempengaruhi tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi interpretasi dan persepsi pegawai, menjaga hubungan dan interaksi setiap tim kerja, memberikan dukungan dan menemukan kerja sama dari kelompok di luar organisasi.

Organisasi merupakan kerangka hubungan yang terstruktur yang memiliki pembagian kerja, tanggung jawab, wewenang, dalam menjalankan fungsi tertentu.

Empat jenis pendekatan dalam kepemimpinan, yaitu: pendekatan sifat, pendekatan perilaku, pendekatan karismatik, dan pendekatan transformasional.

Gaya kepemimpinan pada perusahaan dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan lingkungan perusahaan dan organisasi. Setiap gaya kepemimpinan bisa digunakan sesuai dengan kondisi tertentu.

Sumber daya manusia yang bermutu akan dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja organisasi. Peran dari seorang pemimpin yang andal akan sangat diperlukan karena harus mengarahkan dan membawa organisasi untuk mendapatkan keuntungan.

Pemimpin harus dapat mempengaruhi persepsi bawahan serta memberikan motivasi kepada seluruh karyawan mengenai deskripsi pekerjaan mereka.

Saran

Berdasarkan tinjauan yang sudah dikemukakan di atas, diharapkan kepada seluruh pemimpin di dalam organisasi agar senatiasa mengembangkan jiwa kepemimpinannya agar bisa membawa organisasi mencapai tujuan yang sudah ditentukan demi kepentingan bersama. Pemimpin organisasi juga diharpkan agar selalu memperhatikan kebutuhan organisasi dan seluruh karyawan. Kepada seluruh pegawai agar senantiasa memiliki motivasi yang tinggi dalam mengerjakan tugas dan fungsi yang diamanahkan oleh pemimpin organisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, N. 2015. Gaya Kepemimpinan Yang Efektif Dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Karyawan Pada PT. Sumber Mas Indah Plywood. Universitas Negeri Surabaya.

Bahrum, S. & Sinaga I., W. 2015. Pengaruh Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Pegawai Lembaga Dewan Kawasan Perdagangan Bebas Pelabuhan Bebas Batam Bintan Karimun). Jurnal Akuntansi, Ekonomi, dan Manajemen Bisnis 3: (2) 135-141

Daswati. 2012. Implementasi Peran Kepemimpinan Dengan Gaya Kepemimpinan Menuju Kesuksesan Organisasi. Jurnal Academica 04: 01

Gani, M., Hamsinah, Sjahruddin, H. 2017. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Stres Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Jurnal Organisasi Kehidupan 2: 62-77

Gede I. K. & Piartini, P. S. 2018. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Yang Dimoderasi Oleh Motivasi Kerja Pada BPR Se-Kecamatan Sukawati Gianyar. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 7: (4) 1107-1134

Hajar, S., Lubis, A. R, & Lubis, P. H. 2018. Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Dan Kepercayaan Terhadap Kinerja Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Aceh Barat. Jurnal Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah 2: (1) 46-57

Inaray, J. C., Nelwan, O. S., & Lengkong, V. P. K. 2016. Pengaruh Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Amanah Finance Di Manado. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi 16: (2) 459-470

Makkaratte, A. M. W. 2017. Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal Katalogis 5 (11): 116-128

Mulyono, H. 2018. Kepemimpinan (Leadership) Berbasis Karakter Dalam Peningkatan Kualitas Pengelolaan Perguruan Tinggi. Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora 3: 1 (290-297)

Raharjo, S, T. & Nafisah, D. 2006. Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Kinerja Karyawan (Studi Empiris Pada Departemen Agama Kabupaten Kendal dan Departemen Agama Kota Semarang). Jurnal Studi Manajemen & Organisasi 3 (2): 69-81

Rego, E. B., Supartha, W. G., & Yasa, N. N., K. 2017. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Motivasi dan Kinerja Karyawan pada Direktorat Jendral Administrasi dan Keuangan, Kementerian Estatal Timor Leste. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 6: (11) 3731-3764

Rohaeni, H. 2016. Model Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai. Ecodemica 4: (1) 42-47

Rosyidi, A. W. 2014. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pustakawan Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri Di Surabaya. Universitas Airlangga 1-15

Salutondok, Y. & Soegoto, A. S. 2015. Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Kondisi Kerja Dan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Di Kantor Sekretariat Dprd Kota Sorong. Jurnal EMBA 3: (3) 849-862

Suherman, U. D. 2019. Pentingnya Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah 1: (2) 260-274

Tampi, B. J. 2014. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Terrhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Negara Indonesia Tbk. (Regional Sales Manado). Journal Acta Diurna 3: (4) 1-20

Wijayanti, D. W. 2012. Pengaruh Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Daya Anugerah Semesta Semarang. Universitas Negeri Malang

Yudiaatmaja, F. 2013. Kepemimpinan:  Konsep, Teori Dan Karakternya. Universitas Pendidikan Ganesha Media Komunikasi FIS 12: 12 (2) 29-38

Zarvedi, R. Yusuf, R. & Ibrahim, M. 2016. Pengaruh Kepemimpinan, Budaya Organisasi Dan Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai Serta Implikasinya Pada Kinerja Sekretariat Kabupaten Pidie Jaya. Jurnal Perspektif Ekonomi Darussalam 2: (2) 201-217

 

Copyright © Tohap Simangunsong │ All right reserved.

Contact me for a permission/citation.

 

 

 

Tohap Simangunsong
Find me in social media or click link below (My Webpage)/selengkapnya klik link di bawah (Halaman Webku) atau kunjungi di https://bit.ly/38qgJtC

Related Posts

Posting Komentar

Popular Post

Popular